Saturday, October 1, 2016

Peranan Kebudayaan Hindu, Budha, Islam dan Modern di Indonesia

Tugas : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Reni Fitriani, SiKom
Nama Pembuat Artikel : Sri Hartati
NPM : 17316140

Gambar 1. Jalur Perdagangan Kerajaan Sriwijaya

I. Budaya Indonesia Zaman Kuno
Dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan populasi hampir 247 juta membuatnya menjadi negara terpadat keempat di dunia dengan mayoritas Muslim terbesar dan negara demokrasi ketiga di dunia. Indonesia adalah negara yang paling cepat berkembang dikarenakan sumber daya alam yang signifikan dan ragam. Oleh karena itu, indonesia juga mempunyai budaya dan sejarah yang tidak bisa begitu saja diabaikan. 

Bukti arkeologi yang berasal dari masa sebelum adanya tulisan mengisyaratkan bahwa situs-situs awal yang menunjukkan dimulainya hidup menetap di Indonesia selalu ditemukan di wilayah pantai. Hasil penelitian situs Sembiran, Bali, menunjukkan bahwa pemukiman di wilayah ini telah berkembang sejak awal abad Masehi dan kemudian secara berangsur berkembang ke daerah pedalaman. Ditunjukkan pada penilitian situs Gilimanuk, Bali, menunjukkan bahwa mereka sudah menjadi penghuni tetap kawasan tersebut dan mengenal pranata sosial jauh sebelum adanya kerajaan awal.

Ketika tulisan mulai dikenal, pemukiman pantai masih terus berkembang meskipun lebih terjadi perubahan ke arah pedalaman. Tetapi, pemukiman di pantai stabil berkembang. Misal, kerajaan Sriwijaya sebagian besar prasastinya ditemukan tidak jauh dari sungai musi dan basis ekonominya pun didasarkan sektor perdagangan. Setelah terjadi perubahan dari daerah pantai ke pedalaman, mulailah pemukiman dalam skala besar muncul. Selain dalam mata pencaharian dalam bidang perdagangan, pada masa Kerajaan Kediri, sejumlah prasasti pada masanya menyebutkan pembangunan bendungan atau saluran air khususnya untuk pertanian. 

Pada zaman prasejarah, penduduk indonesia adalah pelayar dan memiliki hubungan dengan daerah daratan asia tenggara lainnya, lalu pada awal sejarah kuno indonesia tumbuhlah pusat perdagangan di pesisir Pulau Sumatera dan Jawa. 

Dinyatakan oleh J.C. van Leur dan O.W. Wolters bahwa hubungan dagang antara India dan Indonesia lebih dulu berkembang daripada hubungan dagang antara Cina dan Indonesia. Tetapi hal itu sulit untuk ditentukan. Terdapat pada kitab yawadwipa yang mengisahkan suwarnnadwipa yang berada di negeri sebelah timur dan mempunyai pulau yang dijuluki “pulau emas dan perak”. Nama tersebut digunakan masyarakat India untuk menyebut Pulau Sumatera. Sedangkan perdagangan dengan Cina dimulai pada saat perkembangan perdagangan maritim antara Asia Barat dan Cina.

Di zaman kuno, hubungan perdagangan dengan india menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk tata negara di sebagian daerah di Indonesia, dan juga perubahan dalam tata dan susunan masyarakatnya akibat penyebaran agama budha dan hindu, pengaruh hubungan dengan cina jauh lebih kecil.

Gambar 2. Prasasti Ligor B, isinya menjelaskan tentang pemberian gelar Visnu Sesawarimadawimathana pada Sri Maharaja yang berasal dari keluarga Sailendravamsa.

II. Masuknya Budaya Budha 
Agama Budha diyakinkan memasuki Indonesia bersamaan dengan Hindu seiring dengan jalannya awal hubungan dagang dengan India. Bhiksu dari India yang menyebarkan agama Budha melalui jalur perdagangan.

Tarumanegara adalah negara pertama di Jawa Barat yg menerima pengaruh India. Di kerajaan Tarumanegara, banyak yg memeluk agama siwa atau agama yang sudah lama ada sebelum masuknya India. Hanya sedikit yang berpindah ke agama Buddha.

Kerajaan Sriwijaya di Palembang sudah menjadi tempat tinggal bhiksu dan pusat pengajaran agama Budha. Dalam agama Budha dinyatakan bahwa raja adalah inkarnasi dari dewa di dalam prasasti maka dari itu mereka sangat tinggi kastanya. Raja-raja Sriwijaya selalu tampil sebagai pelindung agama Budha dan penganut yg taat. Para bhiksu mengajarkan tidak hanya soal agama tetapi juga seni arca dan arsitektur.

III. Masuknya Budaya Hindu
Belum dipastikan siapa yang pertama kali menyebarkan doktrin agama Hindu di Indonesia, tetapi ada beberapa pendapat tentang hal ini, yaitu:

1. Golongan prajurit, ksatria. Mereka mempunyai kasta yang tinggi di India dan termasuk golongan elite di zaman kuno.

2. Pedagang yang menyebarkan, dikarenakan golongan tersebut banyak tersebar di Indonesia dibanding ksatria,

3. Orang Indonesia sendiri yang melihat keadaan India secara langsung dan ingin bertaraf sama sehingga terdorong untuk meningkatkan keadaan negerinya dan mengundang Brahmana.

Brahmana agama Hindu tidak dibebani kewajiban untuk menyebarkan agama Hindu, karena seorang manusia lahir sebagai hindu bukan masuk ke agama Hindu. Hanya Brahmana yang dapat melakukan upacara khusus untuk menghindukan seseorang. Maka dari itu mereka diundang oleh raja-raja Indonesia, dan dijadikan penasihat oleh raja. 

Penyuburan budaya Indonesia dengan golongan agama dari India sebagian besar berpengaruh pada golongan elite zaman kuno.

Yang mencolok dari masyarakat Hindu adalah adanya kasta. Di Indonesia seperti di Bali ada penggunaan kasta, akan tetapi tidak memindahkan wujudnya yg telah tercipta dalam perkembangan india. Dengan itu pula, bangunan candi jelas mengandung unsur budaya india tetapi hanya dasar teoritisnya yang tercantum dasar konsep pelaksanaannya.  

Sanskerta yang ada di prasasti merupakan bahasa resmi untuk masalah keagaamaan, di kerajaan Kutai Kuno sudah ada golongan masyarakat yg menguasai bahasa Sanskerta. Upacara tetap dengan aturan India, tetapi sejauh mana aturan di taati tidak dapat dipastikan karena sedikitnya data.

Orang Indonesia yang beragama Hindu banyak berada di Pulau Jawa. Mata pencahariannya kuat di bidang pertanian. Mereka juga menciptakan monumen-monumen yang indah. 

Dengan demikian unsur budaya India tidak pernah menjadi unsur yg dominan dalam kerangka budaya Indonesia sebagai keseluruhan. Tradisi sebelumnya tidak akan hilang begitu saja. Dengan adanya perdagangan, muncul pelayaran yang ahli.

Gambar 3. Kota Perlak di Pulau Sumatera

IV. Masuknya Budaya Islam
Islam masuk ke Indonesia pada abad 19 sampai awal abad 20 (1830-1930) menurut MC Ricklefs, inilah masa krusial pembentukan karakter Islam Indonesia. Setelah berakhirnya perang Jawa dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro. 

Seorang Eropa mencatat bahwa penduduk kota kecil Perlak di ujung utara Sumatera telah menganut Islam, ialah satu-satunya tempat orang beragama Islam pada masa itu. Perlak merupakan pusat perdagangan yang takluk ditangan penguasa Muslim di pertengahan abad ke 13, pedagang-pedagang dari pelabuhan ini yang membawa kepercayaan Islam ke Sumatera.  

Mulai abad 15, agama Islam menyebar dengan cepat diseluruh wilayah Indonesia. Dengan terbuktinya  prasasti di Malaka yang menggunakan bahasa Arab. Ekspansi Muslim sangat lambat dan tidak dapat momentum sampai tengah abad 16. Kadang kala semangat menyebarkan Islam hanya untuk satu motif kecil dalam politik Jawa sekitar pergantian abad. 

Proses masuknya agama Islam sangat penting dalam sejarah Indonesia tetapi juga yang paling tidak jelas. Pada dasarnya pedagang Muslim sudah ada di sebagian wilayah Indonesia selama beberapa abad. Secara umum ada 2 proses yg mungkin telah terjadi: 

1. Penduduk mengalami kontak dengan agama Islam dan mulai menganutnya
2. Orang asing yang telah memeluk agama Islam menikah dengan penduduk asli.

Diyakinkan bahwa Islam yg tersebar di Indonesia pertama ada kaum sufi, mereka datang ke Indonesia dan menyebarkan pandangan mereka yang lebih terbuka kepada ide-ide dari luar Islam dan tidak begitu ketat soal hukum. 

Daerah pesisir sampai sebelah timur surabaya sudah memeluk agama Islam dan sering terlibat peperangan dengan daerah pedalaman karena ada perbedaan keyakinan. Pada proses pengislamian di Jawa, terdapat konflik antara yang masih berpegang teguh dengan agama Jawa Kuno dan Islam ortodoks. 

Dakwah banyak dilakukan di Indonesia oleh orang Muslim Melayu dan orang Jawa yang melakukan perjalanan di Indonesia timur ataupun penguasa Muslim yg menaklukan daerah non-muslim. 

Malaka merupakan pusat perdagangan yg paling penting di kepulauan bagian barat, menjadikannya pusat orang Muslim asing untuk penyebaran agama Islam. Dampaknya ialah ketertarikan orang Indonesia dengan Islam yang membawa pelengkapan budaya, seperti membaca.

Di Majapahit dan Bali,  Islam menjumpai kendala budaya yg besar, bahkan ada keterbalikan Muslim non-jawa di daerah tersebut yang meniru budaya Hindu-Buddha. 

Islam telah mengubah beberapa kebiasaan sosial masyarakat jawa yg mendasar. Semua orang Jawa yg masuk Islam jadi khitanan dan penguburan sebagai pengganti upacara Hindu-Buddha semacam kremasi.

Gambar 4. Proklamasi kemerdekaan Indonesia

V. Budaya Modern di Indonesia
Dengan kesuksesan Indonesia dalam menghasilkan bahan pangan, serta dalam perdagangan, orang Eropa berbondong-bondong datang ke Indonesia. Termasuk Portugis, Inggris, dan Belanda. Sejarah Indonesia sangat dipengaruhi oleh paham politik, yaitu politik: mengenai Hindia-Belanda. Orang Belanda berpikiran pada waktu itu, bahwa orang Indonesia tidak akan dapat memerintah negeri sendiri tanpa Belanda. Bangsa Indonesia pada waktu itu tidak dapat tempat dalam pandangan sejarah Belanda. Setelah Belanda di keluarkan dari Indonesia, Jepang masuk dan menjadikan Indonesia, Jepang Raya. Hal ini mencetuskan Bhinneka Tunggal Ika yaitu walaupun beraneka ragam tetapi tetap satu dan bangsa Indonesia merebut negaranya kembali untuk kemerdekaan Indonesia Raya. 

Di zaman modern, terjadi modernisasi yang diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Proses modernisasi memberikan dampak terhadap transformasi sosial, politik, kultural, dan mental. 

Modernisasi mempunyai dampak-dampak sebagai berikut:

1. Dampak Positif Modernisasi

a. Memperkuat Integrasi dalam Masyarakat
Manusia modern memiliki sikap yang terbuka terhadap segala bentuk pengalaman dan perubahan, dengan adanya sikap ini akan memperoleh proses interaksi yang mempererat hubungan antarwarga.

b. Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Hal ini akan menumbuhkan rasa ingin tahu dan mempelajari lebih lanjut IPTEK yang dapat meringankan pekerjaan manusia.

c. Kemajuan di Bidang Industri
Penambahan jumlah mesin karena perkembangan IPTEK akan berdampak baik bagi produsen.

d. Meningkatkan Kesadaran Politik dan Demokrasi
Dengan demikian, sikap kritis akan kehidupan demokratis bisa mudah terbentuk.

e. Kemajuan di Bidang Transportasi
Keuntungan untuk melayani masyarakat.

2. Dampak Negatif Modernisasi 

a. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Modernisasi dapat menghasilkan kelompok sosial tertentu seperti pengangguran, pedagang kaki lima dan lain-lain. Lalu, terjadinya masalah sosial dalam keluarga karena pola pikir yang berbeda antara anak dan orang tua, dan perubahan sosial budaya dalam masyarakat yang terkadang tidak diterima semua.

b. Kenakalan remaja
Dapat diartikan sebagai suatu kelainan tingkah laku, perbuatan, ataupun tindakan remaja yang bersifat tidak sopan bahkan antisosial yang melanggar norma dan hukum yang berlaku.

c. Pencemaran Lingkungan
Karena adanya perkembangan bidang industri, hal tersebut menyebabkan polusi air dan udara serta masalah tata lingkungan.

d. Kriminalitas
Sejalan dengan pesatnya pembangunan di segala bidng kehidupan, kejahatan juga terus berkembang. Dapat dibuktikan bahwa unsur ini tidak hanya datang dari diri sendiri, tetapi juga lingkungan sekitarnya.

VI. Kesimpulan
Pada dasarnya budaya Indonesia sangatlah beragam dan tentu saja tidak akan luput dari bangsa Indonesia itu sendiri. Walaupun agama Buddha, Hindu, Islam dan modern sudah memasuki Indonesia, tidak sepenuhnya kita meresap budaya-budaya tersebut. Orang Indonesia harus pintar dalam memilih apa yang baik untuk bangsanya dan yang buruk ditinggalkan. Sangat penting pada zaman modern ini untuk memiliki pendirian teguh agar kita tidak terjerumus pada hal-hal yang buruk, dan sudah seharusnya kita bangga dan belajar dari sejarah negara Indonesia.

Referensi

Djoened Poesponegoro, Marwati. 2008. Sejarah Nasional Indonesia : Zaman Kuno. Jakarta: PT Balai Pustaka

M.C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: Gramedia

Ali, R. Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Gramedia




AFC. Negara Berkembang Menuju ke Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan. http://www.afd.fr/lang/in/home/pays/asie/geo-asie/indonesie/afd-di-indonesia/a-propos-de-l-indonesie

No comments: