Friday, June 9, 2017

Masalah Komunikasi yang Terjadi di Perusahaan Bidang Teknik Sipil dan Solusinya



Peranan pakar teknik sipil untuk pembangunan nasional adalah sangat kritikal. Sehingga para engineer harus mempunyai sikap yang kritis, efisien, dan kompetitif. Sangatlah tidak mudah untuk menjalaninya dikarenakan banyak hambatan non teknis yang dihadapi. Salah satu masalah non teknis yang dihadapi di lapangan adalah masalah komunikasi. 

Masalah komunikasi yang sering didapati di sebuah perusahaan adalah miss communication atau sering disebut miskom. Tidak hanya dalam perusahaan bidang teknik sipil, tetapi juga di bidang lainnya. Miss communication adalah hal yang paling sering terjadi diantara pekerjaan yang membutuhkan kerja kelompok atau bekerja dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh komunikasi yang kurang baik antar sesama pekerja perusahaan tersebut. Masalah komunikasi ini dapat terjadi pada antar karyawan,  antar karyawan dengan atasannya, maupun antara client dan perusahaan, hal ini harus diantisipasi dengan baik dan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dengan bahwa terjadi bisa menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti mogok kerja atau sampai berdemo. 

Contoh kasus :
PT Jaya Abadi Sejahterah yang bergerak dalam bidang teknk sipil mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi akibat adanya miss communication antara client dengan perusahaan. Adanya perubahan keinginan struktur yang cukup besar oleh client, sementara pihak perusahaan sudah menyediakan semua dokumen yang diperlukan mulai dari denah sampai perhitungan biaya konstruksi, dan sudah di tahap akhir planning. Sang client mengambil tindakan dengan membawa pengacara atas ketidaknyamanan berbisnis dengan perusahaan tersebut dan akan lama untuk menyelesaikan tuntutan yang diberi client tersebut. 

Contoh lain dari permasalahan yang relatif seperti antara karyawan dengan manajemen. Secara langsung kita bisa melihat berita sehari-hari diberbagai media. Tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Bisa karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, atau tuntuntan hak asasi manusia karyawan.

Untuk mensiasati masalah komunikasi dapat dilakukan berbagai cara :
1. Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Seperti dengan membuat papan pengumuman atau pengumuman melalui media seperti email. 

2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan menjadi lancar dan harmonis dengan membuat rapat rutin perminggu, karena dengan cara seperti itu dapat mengurangi masalah dilapangan.

3. beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi. Dapat juga dilakukan field trip atau rekreasi bersama karyawan untuk mempererat bonding dalam suatu perusahaan. 

4. Antara client  dan perusahaan harus sangat teliti dan tidak mengambil hati jika client ingin merubah suatu rencana. Karena pada akhirnya, mereka lah yang memberikan masukan dalam uang dan pengalaman untuk perusahaannya. Jika terjadi masalah komunikasi, alangkah baiknya pihak perusahaan memberikan solusi tengah antara apa yang bisa dilakukan perusahaan dan yang diinginkan oleh client.
 
Berikut adalah masalah dan solusi komunikasi di perusahaan teknik sipil, masalah lain yang dapat ditemukan antara lain (Worsak, 2000; Chiang A.,2003),
1. Produk seorang engineer sangat unik. Sangat sulit untuk membandingkan karya kedua orang engineer secara adil dan objektif. Namun seringkali proyek didapat melalui ‘koneksi’. Seorang engineer dapat bersikap manis dan menyenangkan akan mendapat kesempatan yang lebih banyak daripada yang bersikap tegas dan objektif.

2. Faktor keamanan yang tinggi dan penerapan peraturan-peraturan konstruksi membantu ‘menyembunyikan’ engineer yang berkemampuan kurang. Teori/teknik canggih dan terbaru sangat jarang diterapkan dalam praktek.

3. Peraturan (code of practice), keterbatasan waktu dan peralatan canggih mematikan kreativitas, sering kali engineer hanya menjadi operator yang hanya mengulang apa yang sudah pernah ada dan sudah pernah dikerjakan.

4. Banyak Engineer, terpaksa ataupun tidak, menjadi ”yes-man” yang melakukan segala permintaan para investor / pemilik proyek. Sering kali engineer hanya menjadi ‘alat’ sang investor, (dengan terpaksa atau tidak) merencanakan dan membangun proyek yang sesungguhnya mengakibatkan kerusakan lingkungan dan tatanan kehidupan sosial.

5. Engineer tidak mampu mempresentasikan aspirasi dan pengetahuannya terhadap para investor. Sebaliknya, sang arsitek dan/atau pemilik modal jauh lebih mampu mempresentasikan kehendaknya, sekalipun hal itu diluar pengetahuannya. Engineer bekerja, orang lain yang mendapatkan pujian.

6. Karir seorang engineer di negara berkembang berumur pendek. Katanya: Tidak ada yang tidak dapat dikerjakan engineer kecuali tetap bekerja dalam bidang engineering

7. Diluar engineering, pengetahuan engineer sering kali sangat terbatas. Di era gobalisasi ini pengetahuan akan engineering saja tidaklah cukup.

8. Proses tender yang selalu mencari penawaran terendah membawa dampak yang merusak. Sistem tender yang menciptakan suasana sangat-sangat kompetitif itu membuat engineer bergulat demi mempertahankan kelangsungan profesi dan perusahaannya. Sang engineer tidak hanya membanting tulang, tetapi juga banting membanting harga dan sering kali kualitas terpaksa menjadi korban. Pemilik perusahaan terpaksa menekan honor engineer. Pada gilirannya suasana ini akan mematikan kreativitas dan etika sang engineer. Atau paling tidak, memaksa sebagian besar engineer meninggalkan dunia engineering.

Solusi untuk permasalahan tersebut adalah,
1. Engineer harus bersikap terus menerus memperbaiki pengetahuannya, selalu mencari solusi yang terbaik. Tidak boleh bergantung kepada code of practice secara membuta. Engineer tidak boleh bersikap pasif, melainkan harus pro-aktif untuk beradaptasi dengan era globalisasi yang serba cepat ini.

2. Bermodalkan disiplin pengetahun engineering itu sendiri tidaklah cukup, seorang engineer perlu melengkapi dirinya dengan pentetahuan dasar akan ilmu-ilmu sosial, ekonomi, keuangan, humas, dan lain-lain yang terkait dengan pekerjaannya. Pengetahuan dan keahlian mana diperlukan untuk secara efektif mengkomunikasikan proses engineering.

3. Pengetahuan engineering merupakan pengetahuan yang sangat khusus, tidak banyak orang yang menguasai disiplin ilmu ini. Karenanya seorang engineer harus mempunyai kebanggaan diri dalam merefleksikan kepercayaan. Setiap kata dan tindakan dalam menjalankan profesi-nya harus dapat diandalkan. Kita wajib memberikan dan menerapkan solusi yang terbaik yang diketahuinya. Sesama engineer harus juga bisa saling menghormati, saling dipercaya dan mempercayai. Serta tidak saling menjatuhkan satu sama lain.

4. Agar dapat dipercaya, seorang engineer harus jujur terhadap profesinya, terhadap diri sendiri, terhadap sesama engineer dan terhadap client-nya. Diperlukan sikap lapang dada dalam menerima saran dan kritik dari sesama Engineer demi kemajuan bersama.

5. Keputusan hendaknya diambil dengan tidak mengutamakan keuntungan materi, tetapi berdasarkan pertimbangan engineering dan dampak lingkungan. Bilamana diperlukan harus dapat mengatakan: “Tidak” kepada pemberi tugas.

6. Setiap buah karya engineer dilandasi dengan pemikiran yang berdasarkan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Berusaha agar dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekecil mungkin. Dan sebaliknya agar karyanya itu bahkan berdampak positif terhadap kehidupan. Disinilah letak keanggunan dari karya Engineer.

7. Tidak bersikap egois, tidak mengedepankan kepentingan diri pribadi. Tidak bersikap seperti economic animal yang menilai semua dari sudut kepentingan ekonomi semata.

Sekian, saya jabarkan masalah serta solusi komunikasi dan lainnya yang dapat terjadi di perusahaan bidang teknik sipil.

Credit masalah dan solusi di bidang teknik sipil : GOUW Tjie-Liong

Nama           : Sri Hartati
NPM            : 17316140
Kelas            : 1TA04
Mata Kuliah  : Etika Profesi dan Komunikasi
Dosen           : Yuning Ika Rohmawati, SIKOM

No comments: